Prostitusi dan Akibat-akibatnya

Salah satu di antara malapetaka yang paling banyak melanda dunia modern saat ini adalah prostitusi (pelacuran). Undang-undang negara Barat mengijinkan perbuatan ini, selama kedua belah pihak yang terlibat sama-sama senangnya. Dan sebagai alasan mereka adalah kebebasan individu. Dengan diresmikannya undang-undang tersebut, maka prostitusi menyebar ke seluruh penjuru dunia, khususnya di kota-kota besar. Para ahli hukum di Barat berpandangan bahwa prostitusi merupakan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. Mereka mengambil perumpamaan ibarat selokan yang ada di rumah. Apabila selokan tersebut macet, maka air yang ada di rumah akan berbau tak enak, dan seluruh rumah akan terkena bau. 

Tetapi alasan ini tidak cukup kuat untuk membela berlangsungnya prositusi. Sebab, tidak mungkin memperlakukan wanita serendah itu. Bagi orang yang mempunyai jiwa bersih, tentu akan membenci berlangsungnya prostiusi dan akan mengakui bahwa prostitusi merupakan perbuatan tercela. Dan masih ada lagi faktor yang mendorong terselenggaranya prostitusi, yaitu peperangan dan resessi ekonomi. 

Bagi seorang yang berakal sehat tentu akan memandang masalah prostitusi ini dengan pandangan yang jernih, dan menganggapnya sebagai menjijikkan. Sebab, prostitusi adalah perbuatan yang bertentangan dengan akhlak yang luhur. Hubungan jasmani harus diselenggarakan antar suami istri. Tetapi jika hubungan tersebut dilakukan atas dasar “dagang”, maka kenyataan tersebut akan dianggap jijik oleh setiap yang mempunyai jiwa luhur. 

“Pada hakekatnya setiap laki-laki di dalam hatinya akan menghina setiap perempuan yang menjalankan profesi prostitusi, walaupun sedang tenggelam di dalam pelukannya. Pada suatu saat pasti ia akan meninggalkannya dan akan melontarkan kalimat-kalimat yang bernada menghina (Buku “Nisaun Khatiaat’ oleh De’ mounteirn)”. 

 Kaum wanita yang menjalankan profesi sebagai pelacur, mereka akan hidup penuh duka. Pada suatu saat salah seorang di antara mereka merasa duka dengan perkataannya : “Sekarang, keadaan diriku sudah dipenuhhi dengan noda, yang semuanya telah terlanjur. Untuk itu, aku ingin sekali mengatakan kepada seluruh kaum hawa, bahwa pada dasarnya diciptakannya wanita adalah untuk menjalani hidup penuh kesucian. Dan seharusnya, ia tentu akan memilih teman hidup sendiri yang dicintai dan menjadi tempat bergantung. Fitrah wanita akan menolak siapa pun yang hendak menodai kesuciannya. Sebab, wanita yang pernah ternoda tidak ada harganya lagi di mata masyarakat, dan ia akan dibiarkan berkeliaran ke sana ke mari bagai kupu-kupu malam. Surga bagi wanita adalah cinta, dan apabila wanita kehilangan cinta maka hilanglah kebahagiaannya. Dan surga kita adalah perasaan kita, dan apabila kita kehilangan perasaan, maka hilanglah segala sesuatu. Begitu pula kebahagiaan yang didambakan oleh setiap orang. Karena pada hakekatnya ia takkan bisa diperoleh dengan perbuatan nista dan hina (Ibid)”.

Posting Komentar untuk "Prostitusi dan Akibat-akibatnya"