Dampak maksiat adalah memberi bantuan musuh

Termasuk dampak buruk maksiat adalah memberi bantuan kepada musuh untuk mengalahkan manusia dan juga tambahan pasukan yang memperkuat musuh dalam memeranginya. Allah Swt menguji manusia dengan musuh yang tidak akan meninggalkannya walaupun sekejap, baik di kala ia tidur maupun tidak, di kala ia lalai ataupun tidak. Musuh itu mengintainya dari tempat yang tidak bisa terlihat oleh manusia. Musuh juga mengerahkan segala kekuatannya dalam memusuhi manusia di segala keadaan. Segala cara digunakan untuk menipu manusia. Mereka juga meminta bantuan golongan sejenisnya, baik setan dari jenis manusia maupun jin. Mereka memasang perangkap, tipu daya, dan segala perangkat untuk mengalahkan manusia. Setan berkata kepada bala tentaranya, “ Jangan biarkan musuh kalian dan musuh leluhur kalian itu lolos hingga mereka masuk surga, sementara kalian masuk neraka, mereka mendapat rahmat, sementara kalian mendapat laknat. Padahal, kalian sudah tahu bahwa kita menjadi rendah, terhina, dan jauh dari rahmat Allah karena manusia. Oleh karena itu, keluarkan segenap kekuatan kalian agar mereka juga menjadi teman kita dalam bencana ini karena orang-orang shalih dari mereka tentu masuk surga." Allah Swt. telah memberitahukan kepada kita bahwa Adam As. beserta anak turunnya diuji dengan musuh ini yang harus mereka hadapi. Allah memberi manusia bala tentara sebagaimana musuh juga diberi pasukan. 

Allah Swt. menetapkan jihad bagi manusia selama hidupnya di dunia ini yang ditujukan untuk kebahagiaan hidup di akhirat kelak. Dia juga telah membeli jiwa-jiwa dan harta orang-orang mukmin dengan surga sebagai gantinya, sementara mereka mempertaruhkan semua itu dalam perang di jalan-Nya, baik membunuh maupun terbunuh. Allah juga memberitakan itu adalah janji-Nya yang pasti dalam kitab- kitab-Nya yang di antaranya adalah Taurat, Injil, dan al-Qur'an. Dia juga menegaskan bahwa tidak ada yang lebih memenuhi janji daripada-Nya. Dia lalu memerintahkan kepada mereka untuk bergembira. 

Barang siapa ingin mengetahui seberapa besar nilainya, ia harus melihat siapa yang menjadi pembeli dan perantara dalam akad ini. Adakah kesuksesan yang lebih besar daripada ini?! Dan, adakah perdagangan yang lebih menguntungkan daripada ini?! 

"Hai orang-orang ya ng beriman, sukakah kalian Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan diri kalian dari azab yang pedih? {Yaitu) kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui. Niscaya, Allah akan mengampuni dosa- dosa kalian dan memasukkan kalian ke surga yang sungai- sungai mengalir di bawahnya, dan (memasukkan kalian) ke tempat tinggal yang baik di surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan, {ada lagi) karunia yang lain yang kalian sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan, sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman!"( Ash-Shaff [61] : 10-13) 

Allah Swt. tidak akan menguasakan musuh atas hamba-Nya yang beriman karena ia adalah makhluk yang paling dikasihi- Nya. Jihad adalah perkara yang paling Dia sukai dan orang-orang yang berjihad adalah makhluk yang paling luhur derajatnya dan paling dekat di sisi-Nya. Maka dari itu, Dia menegakkan panji peperangan demi inti dari penciptaan makhluk-Nya, di mana hati adalah wadah kemakrifatan, cinta, pengabdian, keikhlasan, pasrah, dan kembali kepada-Nya. Dia serahkan urusan peperangan ini kepada hati dengan dukungan bala tentara malaikat yang tidak akan pernah terpisah darinya. Firman-Nya:

"Bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu meng¬ikutinya secara bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah".( Ar-ra’d [13] : 11) 

Mereka menjaga silih berganti, jika yang satu pergi, yang lain datang menggantikan. Mereka meneguhkan, memerintahkan, dan mendorong manusia kepada kebaikan juga menjanjikan akan kemurahan Allah serta membuat manusia bersabar seraya mem¬bisikkan, "Hanya dengan sabar sebentar, engkau pasti mendapat kesenangan abadi.” 

Kemudian, Allah Swt juga menguatkannya dengan pasukan lain berupa wahyu dan finnan-Nya. Maka, diutuslah rasul-Nya dan di turunkanlah kitab-Nya kepadanya sehingga manusia menjadi bertambah kekuatan dan bantuan pasukannya. Allah juga membantunya dengan menjadikan akal sebagai pemimpin dan pengatur baginya, kemakrifatan sebagai penunjuk dan nasihat baginya, iman sebagai peneguh, penguat, dan penolong baginya, keyakinan sebagai pembuka tabir hakikat sehingga ia seolah menyaksikan dengan jelas apa yang telah dijanjikan-Nya terhadap para kekasih-Nya, dan juga pasukan yang senantiasa memerangi musuh-Nya. 

Akal yang mengatur pasukannya, pengetahuan makrifat membuat rencana strategi peperangan dan mengatur posisi yang tepat, iman meneguhkannya, menguatkan dan membuatnya bersabar, dan keyakinan mendorongnya untuk terus maju. 

Allah juga membantu hamba yang sedang berperang dengan bantuan yang tampak dan yang tidak tampak. Dia jadikan mata menjadi jeli mengintai, telinga menangkap informasi, lisan sebagai juru bicara, kedua tangan dan kaki sebagai penopang. Kemudian, Dia menjadikan para malaikat-Nya dan juga para pemikul Arsy senantiasa memohonkan ampunan baginya dan mendoakannya agar dijaga dari keburukan dan dimasukkan ke dalam surga. Selain itu, Allah juga membelanya. 

Allah Swt. berfirman: 

 “.. .Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah bahwa sesung¬guhnya, golongan itu adalah golongan yang beruntung."( Al-Mujaadilah [58] : 22) 

Dan, sesungguhnya, tentara Kami itulah yang pasti menang,( Ash-shaffaat [37] : 173 )" 

Allah Swt. mengajarkan cara berperang maupun berjihad yang ditegaskan oleh-Nya dengan empat kalimat dalam firman-Nya: 

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian, kuatkan¬lah kesabaran kalian, tetaplah bersiap siaga, dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.'' (Ali-Imran [3] : 200) 

Hanya dengan empat perkara ini, jihad dapat dilakukan dengan sempurna. Kesabaran hanya akan berhasil dengan banyak bersabar dalam melawan musuh. Setelah ia sangat bersabar atas musuhnya, yang dibutuhkan selanjutnya adalah siap siaga, yakni senantiasa menjaga benteng hati dari masuknya musuh, menjaga kesiagaan mata, telinga, lisan, perut, tangan, dan juga kaki. Semua itu adalah tapal batas ruang masuknya musuh. Apabila musuh dapat masuk, ia akan merusak segala yang ada di dalamnya. Kesiagaan berarti tetap berada di tapal batas tanpa pernah meninggalkannya karena jika kosong tanpa penjagaan, musuh tentu akan bisa masuk. 

Para sahabat nabi yang merupakan sebaik-baik makhluk setelah para nabi dan rasul, dan yang paling waspada dalam pertahanan dan penjagaan, pernah meninggalkan tempat yang diperintahkan oleh Nabi Saw. untuk dijaga dalam perang Uhud. Maka, masuklah musuh, lalu terjadilah apa yang terjadi (mereka porak-poranda dan kalah). 

Pilar penyangga ketiga sikap tersebut adalah pertama, takwa kepada Allah. Kesabaran yang tinggi dan kesiagaan tidak berguna tanpa dilandasi ketakwaan. Ketakwaan juga tidak akan tegak kecuali jika disertai kesabaran. 

Sekarang, perhatikanlah bagaimana dua pasukan yang saling bertemu dan bertempur dalam dirimu! Kadang kau menang dan kadang kau kalah. Pemimpin kekufuran dengan pasukannya, sedangkan hati berada di bentengnya tengah duduk di atas kursi kerajaannya. Perintahnya senantiasa dilaksanakan oleh para pembantu dan pasukannya. Pasukannya selalu menjaga, berperang, dan membelanya. Oleh sebab itu. hati tidak akan diserang kecuali melibatkan para pembantu dan pasukannya. Musuh lalu bertanya tentang pasukan yang paling khusus dan yang terdekat dengan hati. Ada yang memberitahukan kepadanya bahwa ia adalah nafsu. 

Setelah itu, musuh pun menyeru para pembantunya, "Kalahkan ia dengan memberi apa yang menjadi keinginannya! Selidiki apa yang ia cintai! Janjikan dan berikan hal itu kepada¬nya! Masukkanlah bayangan tentang apa yang ia cintai ke dalam dirinya, di kala ia terjaga maupun saat tidurnya! Ketika ia telah merasa nyaman dan senang dengan hal itu, sisipkanlah syahwat di dalamnya kemudian tariklah ia dengan syahwat itu! Apabila kal ian telah bergabung bersamanya untuk menyerang hati, be¬rarti kalian telah menguasai tapal batas mata, telinga, lisan, mu¬lut, tangan, dan kaki. Setelah itu, jeratlah hati melalui tapal batas itu! Akhirnya, ia pasti mati, tertawan, atau mungkin juga terluka. Jangan sampai kalian tinggalkan tapal batas! Dan, jangan biarkan pasukan rahasia masuk ke dalam hati melewati tapal batas itu! Jika :idak, ia akan mengusir kalian. Apabila kalian kalah, berusahalah antuk melemahkan pasukan itu hingga ia tak mampu menjang¬kau hati! Andai saja ia bisa masuk, tentu ia dalam keadaan lemah :ak bisa berbuat apa-apa. Selanjutnya, jika kalian telah mengua¬ri tapal-tapal batas itu, cegahlah mata dari mengambil pelajaran itas apa yang dilihatnya, dan jadikan ia hanya memandang dengan pandangan lepas, indah, dan lalai! Bila mata sempat melihat dengan mengambil pelajaran, rusaklah ia dengan pandangan lalai, ndah, dan syahwat! Inilah yang lebih mudah dan efektif baginya. Kuasailah tapal batas mata! Dari situlah, kalian bisa mendapatkan keinginan kalian. Aku tidak pernah bisa merusak manusia sehebat ewat pandangan mata. Aku tanamkan bibit syahwat dalam hati, alu aku menyiraniinya dengan air angan-angan. Setelah itu, aku ;enantiasa memberikan janji dan angan-angan kepadanya sehingga :ekadnya semakin menguat. Aku mengendalikannya dengan jerat syahwat hingga ia tak lagi terjaga. Maka, jangan kalian tinggal can tapal batas ini! Rusaklah ia dengan seluruh kemampuan kalian! Dan, lemahkanlah ia dengan mengatakan, "Pandangan akan menarikmu untuk menyucikan Sang Pencipta, Sang Pemberi rezeki, dan Sang pembuat keindahan. Pandangan juga dapat menarikmu untuk merenungi akan keindahan siJat-Nya dan penciptaan-Nya. Semua keindahan ciptaan ini adalah dicitakan untuk menjadi petunjuk bagi para hamba yang melihatnya. Tidaklah Allah itu menciptakan dua mata bagi m u dengan sia-sia. Dia juga tidak menciptakan semua bentuk ini untuk tidak dilihat." Jika ia adalah orang yang sedikit ilmu dan nisak akalnya, katakanlah kepadanya, Semua bentuk penciptaan ini adalah manifestasi wujud Tuhan." Ajaklah ia agar berpandangan ittihaad (Pandangan yang menyatakan persatuan antara Tuhan dan makhluk ) !Apabila ia tidak mau maka ajaklah ia berpandangan hulul(Bersatunya tuhan dan makhluk ) ! Jangan berhenti mengajaknya untuk berpandangan se¬perti itu! Dengan demikian, ia akan menjadi termasuk golongan orang-orang Nasrani. Setelah itu, perintahkan ia untuk menjaga kehormatan, beribadah, dan zuhud di dunia! Jadikan itu semua sebagai perangkap bagi mereka yang bodoh! Inilah wakil utama dan prajurit perkasaku, bahkan aku termasuk prajurit dan pem¬bantunya. Kemudian, cegahlah tapal batas telinga dari sesuatu yang masuk dan akan menghancurkan kalian! Berusahalah agar ia hanya dipenuhi dengan perkara batil karena nafsu akan mudah untuk menipu dan menggiringnya! Pilihlah kata-kata yang paling manis dan paling menyihir hati serta campurkan dengan apa saja yang disenangi oleh nafsu! Suguhkan kata-kata kepadanya! Bila ia terpikat, susulkan juga kata-kata lainnya! Setiap kali kalian dapati ia tertarik pada sesuatu, usahakan agar ia terus mengingatnya! Jangan biarkan sedikit pun firman Allah, sabda Nabi-Nya, dan nasihat-nasihat sampai masuk ke dalamnya! Jika saja kalian kalah sehingga di antara ketiganya itu bisa masuk ke dalamnya, upaya¬kanlah agar ia tidak memahaminya, tidak merenungkannya, dan tidak memperhatikannya! Itu bisa kalian lakukan dengan memasukkan hal-hal yang berlawanan dengannya, bisa juga dengan me¬lebih-lebihkan serta membesar-besarkannya seraya menyatakan bahwa ini adalah perkara yang memutuskan hawa nafsu juga merupakan beban berat yang tak dapat ditanggungnya. Dan, itu juga bisa kalian lakukan dengan membuatnya remeh bagi nafsu dengan menyatakan bahwa sibuk dalam sesuatu yang paling me¬narik bagi manusia itu lebih menguntungkan sehingga kebenar¬an ia tinggalkan dan orang yang menyampaikannya pasti dimusuhinya. Dengan begitu, kalian bisa memasukkan kebatilan ke dalam hati lewat segala sesuatu yang ia sukai sekaligus mengeluarkan kebenar¬an darinya lewat segala sesuatu yang ia benci dan dirasa berat." 

Apabila Anda ingin tahu, perhatikan¬lah setan-setan dari golongan manusia!, yakni bagaimana mereka memerintahkan kebenaran dan melarang kemungkaran dengan membicarakan sesuatu yang sia- sia, menggunjing aib manusia lainnya, memancing bencana yang ia tak kuasa menanggungnya, melontarkan fitnah, dan seterusnya. Mereka menampakkan perilaku mengikuti sunnah rasul dan menggam¬barkan Tuhan sebagaimana yang dinyatakan oleh-Nya dan rasul- Nya dengan membuat penyerupaan, menjisimkan (menyamakan Allah dengan jisim atau jasad), dan pembebanan. Mereka me¬nyebutkan bahwa Allah itu berada di tempat yang tinggi di atas makhluk-Nya dan Dia bersemayam di atas Arsy-Nya sebagai per¬tanda bahwa Dia menempati suatu tempat. Mereka menjelaskan atas turunnya Allah ke dunia dari firman-Nya, "Barang siapa minta kepada-Ku, aku pasti akan memberinya," sebagai keterangan bahwa Allah itu berubah dan berpindah. Mereka menyebutkan pula gam¬baran Tuhan terkait dengan tangan dan wajah sebagai anggota badan. Mereka menyebut bahwa semua perbuatan Allah adalah kejadian yang baru dan semua sifat-sifat-Nya merupakan tabiat. Mereka mencari jalan untuk menafikan apa-apa yang Dia terangkan tentang Dzat-Nya dengan menyebutkan semua itu. Mereka memberikan pemahaman kepada orang-orang bodoh dan lemah mata hatinya bahwa menetapkan sifat-sifat yang telah dijelaskan dalam al-Qur'an dan hadits menuntut pemahaman yang seperti itu. Mereka tidak mengakui kebenaran dengan membingkainya lewat istilah "menyucikan dan memuliakan" Padahal, banyak dari kalangan manusia yang bodoh sehingga menerima semua itu apa adanya dan membuat ungkapan dengan kalimat lain. 

Allah Swt. berfirman: 

"Dan, demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan {dari jenis) manusia dan {dan jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).( Al-An’am [6] : 112)” 

Allah menyebutkan perkataan yang indah, padahal itu adalah perkataan batil karena yang mengatakannya memperindah dan juga menghiasnya seindah mungkin sehingga dapat menipu orang yang mendengarnya. Intinya adalah setan itu selalu berada di tapal batas telinga supaya segala yang didengarnya adalah hal yang menimbulkan kemudharatan bagi hamba dan agar ia dapat mencegah dari segala yang bermanfaat untuk masuk ke dalamnya. Kalaupun sempat ada hal yang bermanfaat masuk ke dalamnya, setan pasti merusaknya. 

Setan lalu berkata, "Kuasailah tapal batas lisan! Sesungguhnya, ia adalah tapal batas yang paling utama karena ia adalah ajudan raja. Tuntunlah ia hingga mengeluarkan kata-kata yang membahayakan dan tidak berguna bagi dirinya! Cegahlah ia dari mengucapkan hal-hal yang bermanfaat, seperti dzikir kepada Allah, membaca istighfar, membaca al-Qur'an, serta memberi nasihat terhadap sesama maupun berbicara mengenai ilmu yang bermanfaat! Dalam tapal batas ini, ada dua wilayah penting yang jika kalian kuasai salah satunya, kalian pasti menang. Pertama, berbicara batil. Orang yang berbicara batil adalah termasuk saudara kalian, bahkan ia adalah prajurit utama yang menjadi pembantu kalian. Kedua, diam terhadap kebenaran. Sesungguhnya, orang yang diam terhadap kebenaran (tidak menyampaikannya) juga termasuk saudara kalian sebagaimana orang pertama yang berbicara batil, hisa jadi, saudara kedua kalian ini justru lebih berguna bagi kalian. Tidakkah kalian telah mendengar bahwa orang yang berbicara batil adalah setan yang berbicara, sementara orang yang diam terhadap kebenaran adalah setan yang bisu?! Benar - benar jagalah tapal batas ini sehingga ia tidak mengucapkan kebenaran dan selalu berbicara batil! Hiasilah bicaranya dengan perkara yang batil dengan segala cara! Takutilah ia dengan segala cara agar tidak menyampaikan kebenaran! Ketahuilah wahai anak-anakku, tapal batas lisan itu dapat merusak dan membuat manusia tersungkur ke dalam neraka! Betapa banyak manusia yang terbunuh, tertawan, dan terluka sebab ucapannya. Aku wasiatkan kepada kalian, hendaklah salah satu dari kalian berbicara lewat lisan manusia dengan ucapan, sementara yang lain mendengarkan! Buatlah para pendengar itu tertarik dan takjub sehingga meminta saudaranya untuk mengulanginya! Kendalikanlah manusia dengan segala cara! Menyelinaplah kalian ke dalam dirinya dari semua pintu dan awasilah ia di setiap tempat! Bukankah kalian telah mendengar sumpahku terhadap Tuhan dalam firman-Nya:

"Iblis menjawab, "Karena Engkau telah menghukumku sesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian, aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan, Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur(Al-a’raaf [7] : 16 – 17)." 

Tidakkah kalian melihat aku selalu menghadang manusia dengan segala cara sehingga tiada satu pun yang lolos kecuali aku akan menghadangnya lewat jalan yang lain sampai terpenuhi apa yang menjadi keperluanku. Rasulullah sebenarnya telah memperingatkan kepada mereka, "Sesungguhnya, setan menggadang manusia dengan segala cara. Ia menghadang manusia di alan Islam seraya mengatakan, "Apakah kamu akan masuk Islam lan meninggalkan agama leluhurmu?" Bila tetap masuk Islam, setan menghadangnya lagi di jalan hijrah dengan berkata, "Apakah kamu akan berhijrah dan meninggalkan kampung halamanmu?" Jika ia tetap melakukan hijrah, setan menghadangnya di jalan jihad seraya berkata: "Apakah kamu akan berjihad, lalu kamu mati terbunuh sehingga hartamu dibagi-bagikan dan istrimu dinikahi orang lain?" Namun, ia masih tetap berjihad." 

Maka dari itu, hadanglah mereka di setiap jalan kebaikan! Apabila salah seorang dari mereka hendak bersedekah, hadanglah ia di jalan itu!, katakanlah kepadanya, "Apakah kamu akan mengeluarkan harta, lalu kamu menjadi seperti peminta itu dan senasib dengannya hingga kamu dengannya tidak ada bedanya?" Bukankah kalian telah mendengar kata-kata yang aku cetuskan melalui lisan seseorang yang tengah diminta sedekah oleh orang lain, seperti katanya "Ini adalah harta kami. Jika kami berikan kepadamu, tentu kami akan menjadi sepertimu!" 

Hadanglah manusia di jalan haji, katakanlah kepadanya, "Perjalanan itu sulit, berat, dan penuh halangan. Jiwa dan hartamu pasti terancam." Demikian juga, hadanglah manusia di semua jalan kebaikan supaya ia lari darinya dengan menuturkan kesulitan-kesulitan dan risiko buruknya! lariklah mereka menuju kemaksiatan, lalu tampakkan bayangan keindahan maksiat di mata mereka! Hiasilah hati mereka dengan kemaksiatan! Jadikanlah para perempuan sebagai senjata utama kalian sehingga kalian bisa merasuki mereka! Sesungguhnya, mereka (para perempuan) itu adalah umpan paling efektif bagi kalian. Kemudian, kuasailah tapal batas tangan dan kaki! Jangan biarkan sampai keduanya melakukan sesuatu yang membahayakan kalian! Ketahuilah! Sesungguhnya, yang paling membantu kalian dalam menduduki semua tapal batas ini adalah bersekutu dengan an-nafs til-ammarah (nafsu yang mendorong kepada keburukan)! Saling mendukunglah dengannya! Perangilah an-nafs al-muthma'innah (nafsu yang tenteram) dengan menggunakannya! Hancurkan dan lemahkan kekuatannya! Tidak ada jalan lain kecuali me mutuskan segala yang disenanginya. Jika yang ia senangi telah terputus darinya, tentu yang disenangi oleh an-nafs al-ammarah akan semakin bertambah kuat dan tunduk kepada kalian. Dudukilah hati mulai dari bentengnya serta turunkan ia dari kursi kekuasaannya! Kuasakanlali an-nafsu al-annnarah sebadai pengganti posisinya! Sesungguhnya, ia tidak pernah memerintah melainkan kepada sesuatu yang kalian suka, dan tidak pernah mencegah dari sesuatu yang kalian benci. Ia tidak akan menentang petunjuk kalian, bahkan ia segera melaksanakannya. Apabila kalian telah merasakan bahwa hati akan kembali mengambil alih kerajaannya, sedangkan kalian ingin tetap aman darinya, buatlah ikatan pernikahan antara hati dan nafsu, lalu hiasilah ia sehingga ia tampak sebagai pengantin tercantik dalam hati! Kemudian, katakanlah kepadanya, "Rasakanlah manisnya hubungan ini dan nikmatilah pengantin ini, dan bandingkan dengan sengsaranya perang yang melahirkan banyak kepahitan luka dan pukulan. Tinggalkanlah perang yang tidak akan berhenti sampai mati, sementara kekuatanmu semakin melemah sebab perang yang tak kunjung henti!" 

Wahai anak-anakku, pergunakanlah dua pasukan utama supaya kalian tidak kalah! Pertama, yaitu pasukan kelalaian. Lalaikanlah hati manusia dari mengingat Allah dan akhirat dengan segala cara! Tidak ada sesuatu yang paling efektif untuk mencapai tujuan kalian kecuali dengan itu karena jika hati telah lalai dari Allah, kalian tentu dapat menguasainya. Kedua, yakni pasukan syahwat. Hiaskanlah syahwat di hati manusia! Buatlah ia tampak begitu elok dalam pandangan mereka! Seranglah mereka dengan dua pasukan ini! Maka sesungguhnya, tidak ada yang lebih dapat mengalahkan manusia kecuali kedua hal itu. Oleh sebab itu, gunakanlah syahwat untuk membuat mereka lalai, dan buatlah syahwat menjadi semakin menggelora sebab kelalaian! Iringilah dua orang yang lalai, lalu gunakanlah mereka berdua antuk melawan orang yang mengingat Allah! Satu orang tidak ikan menang melawan lima. Sesungguhnya, dua setan bersama dua orang yang lalai akan menjadi empat. Adapun yang satunya lagi adalah setan yang menyertai orang yang berdzikir itu hingga kesemuanya menjadi lima. Apabila kalian melihat segolongan orang yang berkumpul bersama-sama melakukan hal yang nembahayakan bagi kalian, seperti mengingat Allah, mengingat perintah dan larangan-Nya. Serta pelajaran agama, sementara kalian tidak mampu untuk memisahkan mereka, gunakanlah orang-orang yang menganggur di kalangan mereka! Kemudian, dekatkanlah para pengangguran itu dengan mereka! Ganggulah kalangan itu lewat mereka! Intinya, dalam menghadapi segala sesuatu, siapkanlah tandingannya dan menyusuplah ke dalam manusia lewat pintu keinginan dan syahwatnya! Tolonglah dan juga bantulah mereka dalam memenuhi keinginan dan syahwat mereka! Ketika Allah memerintahkan kepada mereka agar bersabar, memperkuat kesabaran, dan selalu waspada terhadap kalian maka kalian pun juga harus demikian! Dan, segera gunakan kesempatan di kala syahwat dan amarah datang! Kalian tidak akan dapat menjerat manusia kecuali dengan kedua hal ini. Ketahuilah! Di antara mereka ada yang syahwatnya besar, sedangkan amarahnya lemah. Jika begitu, gunakanlah syahwatnya dan tinggalkan amarahnya! Di antara mereka juga ada yang amarahnya besar, maka jangan tinggalkan amarahnya sebab bila ia tidak mampu mengendalikan diri ketika marah, ia tentu juga tidak mampu mengendalikan syahwatnya saat bergejolak. gabungkanlah antara amarah dan syahwatnya serta campurlah keduanya! Ajaklah ia kepada syahwat melalui amarahnya dan ajaklah ia kepada amarah melalui syahwatnya! Ketahuilah! Sesungguhnya, kalian tidak memiliki senjata melainkan dua perkara ini. Aku berhasil mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga lewat syahwat. Dan, aku timbulkan permusuhan di antara putera-puterinya melalui amarah. Dengan amarah juga, aku memutuskan tali persaudaraan mereka dan menumpahkan darah mereka sehingga salah seorang anak Adam membunuh saudaranya sendiri. Ketahuilah! Sesungguhnya, amarah adalah bara di hati manusia dan syahwat adalah api yang menyala di hatinya. Api bisa dipadamkan dengan air, seperti shalat, dzikir, dan takbir. Maka dari itu, usahakan ketika manusia marah dan syahwatnya menggelora, ia tidak berwudhu dan shalat 'karena keduanya dapat memadamkan api amarah dan syahwat. Nabi mereka telah memperingatkan mereka, "Sesungguhnya, amarah itu bara di dalam hati manusia. Bukankah kalian telah melihatnya dari mata yang tampak merah dan urat-uratnya yang tegang?! Barang siapa yang merasakan hal itu, hendaklah ia berwudhu!” Nabi mereka juga berkata: “Api itu dapat dipadamkan dengan air.” Allah juga telah memerintahkan kepada mereka untuk meminta pertolongan dengan sabar dan shalat. Maka dari itu, jauhkan mereka dari hal itu dan buatlah mereka melupakannya! Gunakanlah syahwat dan amarah dalam menghadapi mereka! Senjata utama yang paling ampuh bagi kalian untuk mengalahkan mereka adalah kelalaian dan menuruti hawa nafsu. Adapun senjata utama yang paling bisa melindungi mereka dari kalian adalah dzikir kepada Allah dan memerangi hawa nafsu. Apabila kalian melihat seseorang menentang hawa nafsunya, larilah dari bayangannya dan jangan dekat-dekat dengannya!"

Jadi, sesungguhnya, dosa-dosa dan maksiat adalah senjata yang diberikan musuh kepada hamba untuk membunuh dirinya sendiri. Yang demikian itu adalah kebodohan yang luar biasa. 

"Serangan musuh terhadap orang yang bodoh merupakan akibat dari perbuatannya sendiri." 

Termasuk perkara yang mengherankan adalah hamba melakukan sesuatu yang menghinakan dirinya, namun ia mengira telah memuliakan dirinya. Dia telah menghalangi hak kemuliaan dirinya sendiri, tetapi ia mengira telah memenuhinya. Ia berusaha menghinakan dirinya sendiri, merendahkan, serta mengotorinya, sementara ia mengira telah memuliakan dirinya. Ia menyia- nyiakan dirinya sendiri, namun ia mengira telah melakukan hal yang terbaik, meluhurkan, dan mengagungkan dirinya.. 

Ada ulama salaf yang mengatakan dalam khutbahnya, "Betapa banyak orang yang merendahkan dirinya sendiri, namun ia mengira telah meluhurkannya. Ia telah menghinakan dirinya sendiri, sementara ia mengira telah memuliakannya. Ia mengerdilkan dirinya sendiri, tetapi ia mengira telah membesarkannya. Ia menyia-nyiakan dirinya sendiri, namun ia mengira telah memenuhi haknya. Cukuplah seseorang itu dikatakan bodoh, jika ia bergabung dengan musuhnya untuk menghancurkan dirinya sendiri dan dengan perilakunya sendiri, ia telah membuat musuh mengalahkan dirinya."