Pengertian dan Syarat-Syarat Taubat

Hakekat taubat menurut arti bahasa adalah kembali dan taba berarti kembali, maka tobat juga mempunyai makna, kembali pula. 

Maksudnya ialah kembali dari sesuatu yang tercela di dalam …dan menuju kepada sesuatu yang terpuji di dalam syariat. dengan begitu tobat adalah awal suatu tempat pendakian orang-orang yang mendaki dan maqam pertama bagi tokoh pemula. 

Sedangkan menurut para Ulama' taubat itu hukumnya ialah wajib, dan orang-orang yang berpegang teguh kepada prinsip-prinsip ahli sunnah mengatakan, agar taubat dapat di terima maka diharuskan untuk memenuhi tiga syarat utama antara lain :Menyesali atas semua pelanggaran-pelanggaran yang pernah diperbuatnya. 

1) . Meninggalkan jalan yang licin (kesesatan) pada saat mela¬kukan tobat. 

2) . Berketetapan hati untuk tidak mengulangi lagi semua pelanggaran-pelanggaran yang serupa. Ayat-ayat Al-Qur'an atau hadits Nabi Muhammad saw. telah banyak menerangkan suatu kewajiban tentang bertobat, sebagaimana firman Allah : 

Artinya : "Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang- orang yang beriman supaya kamu beruntung". (QS. An- Nur : 31). 

Makna tobat secara definitif adalah seseorang mustahil menjadi menyesal yang sungguh-sungguh selama orang masih menetapi dosa atau berbuat dosa yang sejenisnya, sebab itulah penyesalan merupakan syarat utama untuk bertobat. Sedangkan dalil dari hadits Nabi yang artinya : "Seorang yang tobat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa, dan jika Allah mencintai seorang hamba pasti dosa tidak akan membahayakannya". (HR. Ibnu Mas'ud dan dikeluarkan oleh Ibnu Majjah).

 Tobat itu mempunyai sebab sebagai latar belakang masalah, tata tertib dan juga pembagian, adapun proses pertama yang telah mengawali tobat itu adalah : keterjagaan hati dari keterle- lapan lupa dan kemampuan salik melihat sesuatu pada dirinya yang mana pada hakekatnya adalah merupakan bagian dari keadaannya yang buruk. 

Jalan untuk menuju keselamatan serta menuju ke jalan yang ' benar guna untuk berhenti dari dosa dan akan kembali kepada Allah SWT. itulah yang dinamakan tobat. Maka dalam diri sanubari seseorang telah timbul suatu kehendak untuk bertobat, jika seseorang dengan hatinya telah mikir mengenai keburukan perilakunya juga melihat akan kenyataan-kenyataan yang negatif di dalamnya. 

Dan penyiapan sebab-sebab yang mengantarkannya pada …. tobat, jika tekad telah melepaskan diri dari semua perilaku buruk, oleh karenanya Al-Haaq menyongsongnya dengan suatu siraman cahaya keteguhan, tarikan dalam … pengembalian. 

Sehingga di dalam realisasi semacam ini, maka yang menjadi langkah pertama kali adalah meninggalkan kawan-kawan yang buruk perangainya atau dengan kata lain adalah hijrah, jika tidak maka dia akan membawanya pada penolakan tujuan yang semula serta akan mengacaukan konsentrasi dan dipikul dirinya sendiri. 

Usaha semacam ini tidak akan tercapai dengan jalan yang mulus atau sempurna, kecuali menetapi secara terus-menerus musyahadah (Kesaksian dan pengakuan atas dosa-dosanya) sehingga membuat kecintaannya untuk bertobat selalu bertambah dan juga motivasi-motivasinya mampu untuk mendesak batin lebih menyempurnakan tekat tobatnya di dalam bentuk perbuatan rasa takut dan harap. 

Di dalam hal ini Rasulullah saw. pernah bersabda, yang … adalah sebagai berikut : 

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik Al-Anshari pembantu rumah tangga Rasulullah saw, ia berkata, Rasulullah saw. sabda : "Sungguh Allah sangat gembira melihat tobat hambanya, melebihi kegembiraan seseorang di antara kamu yang tiba- tiba menemukan kembali untanya yang telah hilang meninggalkan dia di tanah belantara". (HR. Bukhari dan Muslim). 

Dari hadits tersebut di atas, kita dapat mengambil suatu kesimpulan yaitu : Setiap orang mukmin hendaknya mau mengadakan penelitian terhadap dirinya sendiri, kemudian beristighfar kepada Allah SWT. atas segala kesalahan-kesalahannya. 

3) .Setiap orang mukmin wajib untuk bertobat dan meninggal¬kan semua sifat tercela guna untuk menuju kepada sifat yang terpuji, dan dari bermaksiat kepada Allah menuju taat kepada-Nya dengan perasaan takut kepada Allah SWT. 

4) Beristighfar dan juga tobat itu haruslah dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh supaya jiwanya menjadi bersih dari perbuatan dosa yang tidak diketahuinya dan supaya cepat untuk mendapatkan suatu rahmat dan juga kasih sayang dari Allah SWT. serta dapat menambah perasaan¬nya untuk taat dan beribadah hanya kepada Allah SWT. saja. 

5) .Bertobat itu harus dengan hati ikhlas, tidak boleh bermain - main. 

6) .Membebaskan hak dari orang lain yang pernah diganggu ¬nya yaitu dengan jalan mengembalikan barang yang telah dicuri atau mungkin minta maaf kepada pihak yang telah bersangkutan tanpa diharuskan menyebutkan suatu ben¬tuk akan kedurhakaanrtya, jika masalahnya sangat berbahaya, misalnya masalah perzinaan dan lain sebagainya. 

Seseorang dapat dikatakan sebagai pelaku tobat, jika orang tersebut tobat karena takut akan suatu siksaan Allah SWT. Dan seorang dapat dikatakan sebagai pelaku tobat yang mencapai tingkatan Inabah jika seseorang dari pelaku tobat itu mengharapkan suatu pahala. 

Sedangkan orang tobat yang termotivasi oleh suatu sikap hati-hati dan ketelitian hatinya, bukan karena mengharapkan pahala atau pun takut akan siksa dari Allah SWT. maka orang tersebut yang dikatakan sebagai seorang pemilik Aubah. 

Akan tetapi Inabah adalah merupakan suatu sifat para wali Allah atau orang-orang yang dekat dengan Allah SWT.sebagaimana sesuai sekali dengan firman Allah SWT. yang artinya adalah sebagai berikut: "(Yaitu) orang-orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (oleh¬nya) dan dia datang dengan hati yang tobat". (QS. Qaf: 33). 

Adapun Aubah itu adalah milik dari para Nabi dan Rasul Allah SWT., sesuai dengan firman Allah SWT. : "Dialah (Nabi Nuh as.) sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat pada Tuhannya)". (QS. Shad: 44). 

Imam Junaid pernah mengatakan bahwa tobat itu memiliki tiga makna antara lain adalah, pertama : penyesalan, adalah tekad untuk meninggalkan (tidak kembali) kepada apa yang telah dilarang oleh Allah SWT. sedangkan yang ketiga ialah berusaha untuk memenuhi hak-hak orang yang telah dianiayanya. 

Nun Al-Misri pernah ditanya oleh seseorang mengenai tobat, lalu dia menjawabnya : "Tobat orang awam itu disebabkan karena dosa, namun tobatnya orang yang khusus itu tidak akan lupa".ucapan tersebut di atas telah dipertegas lagi oleh An-Nuri: "Tobat itu adalah suatu proses pelaksanaan tobat dan rela sesuatu selain Allah". 

Al Wasithi berkata : "Tidak akan meninggalkan bekas kemaksiatan pada pemiliknya, baik itu yang bersifat samar atau bersifat jelas", itulah Taubatan Nashuhah. 

Oleh sebab itu tidak semua taubat itu mempunyai tingkat sama, Yang mana dari masing-masing taubat mempunyai inajat sendiri-sendiri, taubat orang awam itu tidak sama dengan taubatnya orang yang khusus, juga taubatnya orang yang lain itu juga berbeda dengan taubatnya seorang pendusta. 

Taubat para pendusta itu hanya terjadi di permukaan mu¬lutnya saja, artinya mereka melakukan taubat itu hanya sebatas ucapkan kalimat Istighfar yakni permohonan ampun kepada Allah, itulah penjelasan dari sekelompok Ulama' Shufi. 

Abu Hafsh pernah menjelaskan kepada seorang penanya : " tidak ada sesuatu pun yang bisa dimiliki oleh seorang hamba dalam taubatnya", karena taubat itu hanya untuk-Nya bukan…Nya. 

Adam. as. pernah diberi wahyu oleh Allah SWT. : "Hai Adam, Allah berfirman : Engkau telah mewariskan kepada anak cucumu suatu kepayahan dan cobaan, akan tetapi Aku (Allah) mewariskan kepada mereka taubat, barang siapa diantara mereka yang berdo'a kepada-Ku, pasti Saya menyambut nya seperti menyambutmu Adam, Hai Adam, Saya mengumpulkan orang-orang yang taubat dari kubur mereka dalam keadaan gembira dan tertawa kepada-Ku, Do'a mereka terkabulkan". 

Barangsiapa telah mendekati tempat yang menggelincirkan, maka itu adalah sudah jelas kesalahannya sendiri dan untuk diterimanya itu masih meragukan. Apalagi syarat dan haknya itu masih merupakan hak bagi kecintaan Al-Haaq. 

Wajiblah seseorang itu bertobat dan harus terus-menerus menghancurkan bentuk kemaksiatan dengan disertai Istighfar juga pembebasan diri dari dosa, apabila seseorang itu yang telah melakukan maksiat sehingga di dalam sifat-sifatnya ditemukan suatu tanda-tanda akan kecintaannya kepada Allah SWT. semakin tinggi juga menjauh. 

Telah berkata seorang ahli shufi bahwa sesungguhnya ketakutan itu akan mengingatkan kita pada kematian, oleh sebab itu sangat tepat sekali jika Allah SWT. berenfirman berikut : 

Artinya : "Katakanlah, jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah (Nabi), maka niscaya Allah akan mencintai kalian". (QS. Ali-Imran : 31). 

Memperbanyak atau terus-menerus membaca kalimat Istighfar adalah termasuk di antara proses ritual perjalanan tobat Nabi Muhammad saw, karena itu Nabi bersabda yang artinya adalah sebagai berikut: 

"Sesungguhnya Dia menutupi hatiku, maka saya memohon ampun kepada Allah sehari tujuh puluh kali". 

Adapun mengenai keutamaan bertaubat ini adalah dua hadits Rasulullah saw, di antaranya adalah : hadits riwayat dari Muslim, Rasulullah saw. bersabda : Barangsiapa bertaubat sebelum matahari naik dari tempat terbenamnya, maka Allah akan menerima taubatnya". (IlR. Muslim). hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majjah, bersabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah SWT. menerima taubat hamba selama ia belum mendengkur". (11 R. Tirmidzi dan Ibnu Majjah). 

Mendengkur di dalam arti hadits di atas bukanlah berarti mendengkurnya tidur, akan tetapi maksud dari mendengkur adalah sebelum seorang hamba itu menghadapi sakarotul maut.