Sifat Qona'ah dalam Mendekatkan Pada Allah

Berfirman Allah SWT. : 

Artinya : Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia beriman, niscaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik". (QS. An-Nahl: 97). 

Ahli tafsir banyak yang mengatakan bahwa "Kehidupan baik di dunia itu ialah Oana'ah (menerima atau merasa...hentinya suatu keinginan terhadap yang telah diberikan ..., dan tidak ada lagi suatu keinginan untuk .....dari yang sudah ada itu yang dimaksud dengan Qana'ah. 

Sedangkan Qana'ah itu sendiri mengandung lima unsur, antaranya ialah : Menerima dengan rela apa yang ada. Memohon kepada Allah tambahan yang pantas, dan berusaha. Menerima dengan hati sabar akan takdir Allah. Mertawakkal kepada Allah SWT.. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia. 

Yaitu sikap yang harus dimiliki oleh setiap muslim itu adalah Qana'ah, bahwa kita telah yakin setelah menilik pada lima unsur di atas, sebab kita dapat menenangkan hati, bahkan telah menjadi suatu modal yang tidak dapat mengenal itu hanya dengan Qana'ah. 

Rasulullah saw. telah bersabda : 

Artinya : "Qana'ah itu adalah harta yang tak akan hilang dan simpanan yang tidak akan lenyap". (HR. Thabrani dari Jahit) 

Orang-orang fakir itu diibaratkan orang-orang yang ... meninggal dunia, kecuali orang-orang yang telah dihidupkan oleh Allah SWT. dengan satu kehidupan dengan ....Qana'ah. Menurut pendapat dari seseorang. 

Sedangkan menurut dari pendapat Abu Zakaria Al-Ans..... bahwa yang dimaksud dengan Qana'ah ialah merasa ,,,, cukup dengan apa yang sudah dimiliki dan yang sudah .... memenuhi kebutuhannya, baik yang berupa makanan, maupun yang berupa pakaian ataupun yang lainnya. 

Ibarat Raja yang tidak mau bertempat tinggal kecuali didalam hati orang yang mukmin, itulah arti Qana'ah memual dari pendapat Bisyr Al-Hafi, akan tetapi menurut pendapat Abu Sulaiman Ad-Darani, Qana'ah itu karena rela akan kedukannya sama dengan Wara' karena Zuhud. 

Qana'ah itu adalah permulaannya rela, sedangkan Wajib itu adalah Zuhud, namun menurut pendapat dari yang .... ialah Qana'ah itu adalah suatu sikap tenang sebab tidak .... sesuatu yang dibiasakan. 

Seseorang yang mempunyai sifat Qana'ah itu telah memagar hartanya dengan apa yang ada di dalam tangannya .... juga menjaga agar tidak menjalar kepada yang lainnya. 

Suatu sikap yang telah dijadikan tuntutan bagi seorang tokoh shufi itu adalah sifat Qana'ah, sebab mereka itu akan keluar dari ajakan nafsu terhadap dunia serta kemewahan, maka orang Shufi mempunyai sikap Qana'ah. 

Yang mana suatu keinginan nafsu kepada dunia ini tidak akan pernah merasa puas, bahkan akan membawa manusia selalu disibukkan dengan segala urusan dunia, sehingga menajdi lupa dan lalai untuk mempersiapkan akan kehidupan aherat 

Telah mengatakan Abu Bakar Al-Maraghi bahwa seseorang yang berakal sehat itu adalah orang yang mengatur dunia dengan cara sikap Qana'ah serta dengan mempersulit diri, mengatur urusan dunia dengan sikap loba dan... percepat, mengatur urusan Agama dengan ilmu dan Jihad. 

Qana'ah itu adalah meninggalkan angan-angan terhadap ....itu yang tidak ada, dan menganggap sudah cukup dengan ..... yang sudah ada, itulah yang telah dikatakan oleh Abu ..... bin Khafif. 

Bahkan sikap Qana'ah itu adalah suatu sikap yang bisa mendidik manusia supaya bersyukur atas nikmat Allah SWT., dan dengan bersyukur kepada Allah SWT. itu akhirnya manusia dapat memperbanyak ibadah kepada Allah SWT., sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya adalah sebagai berikut: 

"Jadilah kamu orang yang Wara', dengan demikian kamu menjadi orang yang lebih beribadah, dan jadilah kamu orang yang bersikap Qana'ah, maka dengan demikian kamu menjadi manusia yang lebih banyak bersyukur kepada sesama manusia". (HR. Baihaqi dari Abu Hurairah). 

"Orang yang berakal sehat adalah orang yang mengatur .... dunianya dengan sikap Qana'ah, dan mengatur urusan ..... atau Agamanya dengan ilmu pengetahuan dan juga ....". Itulah yang dikatakan oleh Abu Bakar Al-Maghribi. 

Sedangkan Muhammad bin Turmidzi telah berkata bahwa ...... merasa lapang dengan rezki yang telah diberikan oleh Allah SWT. kepadanya,, dan telah menjadi hilang rasa tamaknya terhadap sesuatu yang tidak dicapainya. 

Prof. Dr. Hamka telah menerangkan panjang lebar tentang makna Qana'ah, di dalam Tashawwuf modern. Beliau menerangkan bahwa barangsiapa yang telah memperoleh rizki yakni sudah dapat makan pagi dan petang, maka janganlah merasa ragu dan sepi. 

Dalam mencari rizki kita tidak dilarang dan malah yang dilarang adalah berpangku tangan atau bermalas-malasan, karena yang demikian itu bukanlah yang disebut Qana'ah akan tetapi suatu kemalasan. 

Untuk itu kita harus bekerja, sebab manusia hidup di dunia ini haruslah bekerja, karena bekerja adalah termasuk kategori dalam ibadah kepada Allah SWT.. Dan seharusnya kita menjadi yakin bahwa di dalam hal bekerja pun pasti ada yang kalah dan ada juga yang menang, jadi kita bekerja itu janganlah memandang harta yang telah' ada belum mencukupi, namun artinya hidup di dunia tidak boleh menganggur atau bermalas-malasan. 

Firman Allah SWT. yang telah menyatakan bahwa : "Dia akan memberikan rizki kepada mereka dengan rizki yang baik". (QS. Al-Hajj: 58), maksudnya ialah Qana'ah. 

Yang dimaksud Qana'ah menurut satu pendapat adalah di dalam sesuatu yang ada itu telah menganggap cukup dan tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang tidak ada hasilnya sama sekali. 

Lain lagi dengan apa yang telah dikatakan oleh Wahhab : "Kemuliaan dan kekayaan itu akan berkeliling mencari teman, dan mereka akan menetap bila sudah menemukan Qana'ah". 

Barangsiapa yang Qana'ahnya gemuk, maka dia akan mencari makanan yang pasti ada lemaknya dan barangsiapa yang mengembalikan diri kepada Allah SWT. di dalam segala hal, maka dia akan diberi rizki, mendapat dari yang lainnya. 

Dalam kalangan orang-orang yang tidak paham dengar rahasia Agama maka hal ini telah menimbulkan salah sangka.Mereka telah menuduh bahwa Agama itu memundurkan hati yang telah bergerak. Yang menyebabkan manusia malas yaitu Agama, karena telah mengajak kepada para pemeluknya untuk selalu membenci dunia, maka terima saja apa yang ada, terima .aja takdir jangan berikhtiar melepaskan diri. 

Persangkaan pemeluk Agama dan anggapan yang demikian itu adalah sangat salah, karena mereka menyangka bahwa yang disebut dengan Qana'ah itu adalah menerima saja apa yang ada, sampai-sampai mereka tidak berikhtiar lagi. 

Padahal Agama menganjurkan kepada para pemeluknya untuk berusaha dan bekerja keras agar bisa bersodaqoh, infaq, membangun Masjid, menuntut ilmu yang setinggi mungkin, mendidik ummat dan lain sebagainya, supaya ummat Islam tidak menjadi terbelakang. 

Agama menyuruh untuk Qana'ah itu sebenarnya Qana'ah hati bukan Qana'ah ikhtiar, oleh karena itu sahabat Rasulullah saw. yaitu orang-orang yang kaya raya memperniagakan harta benda keluar negeri dan mereka juga termasuk orang-orang yang Qana'ah, adapun faedah dari Qana'ah itu adalah sangat besar di kala harta itu telah hilang dengan secara tiba-tiba. 

Sebagian dari para Ulama' pernah ditanya mengenai Qana'ah, "Siapakah orang yang paling Qana'ah ?" Kemudian dia menjawabnya : "Yaitu orang yang selalu memberikan pertolongan, kendatipun kekayaannya hanya sendikit". 

Dan telah disebutkan di dalam kitab Zabur bahwa orang yang Qana'ah itu adalah orang yang kaya meskipun serba kelaparan, akan tetapi menurut satu pendapat, bahwa Allah SWT. telah meletakkan lima hal di dalam lima tempat yaitu: 

Pertama : Kemuliaan di dalam taat. 

Kedua : Kehinaan di dalam maksiat. 

Ketiga : Kehebatan di dalam melaksanakan shalat malam. 

Keempat : Kebijaksanaan dalam hati yang kosong. 

Kelima : Kekayaan di dalam Qana'ah, 

Maksud dari Qana'ah itu sangat luas yaitu Qana'ah adalah menyuruh manusia untuk betul-betul percaya akan adanya kekuasaan yang melebihi kekuasaan manusia, di samping itu juga Qana'ah juga menyuruh kepada manusia untuk selalu sabar di dalam menerima ketentuan Ilahi apabila ketentuan tersebut tidaklah menyenangkan. 

Bukan itu saja Qana'ah juga menganjurkan manusia untuk selalu bersyukur atas pinjaman Allah SWT. berupa nikmat, dan dalam hal demikian ini manusia masih disuruh untuk tetap bekerja keras, dengan sekuat tenaga juga harta benda, sebab manusia selalu disuruh untuk mencari rezki selama manusia itu masih hidup di dunia. 

Bukannya kita bekerja itu untuk mencari tambahan yang telah ada dari merasa tidak cukup dengan yang ada di dalam tangan kita, akan tetapi kita bekerja itu adalah merupakan kewajiban selama hidup di dunia. 

Untuk menghadapi kehidupan, maka Qana'ah adalah merupakan modal yang tidak akan dapat hilang dan orang yang mengatakan bahwa Qana'ah itu dapat melemahkan akal fikiran dan juga hati itu adalah sangat salah. 

Dengan Qana'ah dapat menimbulkan orang-orang untuk mencari rizki dengan cara sungguh-sungguh dan betul-betul, dan orang yang memiliki sifat Qana'ah itu tidak mengenal rasa takut dan juga gentar, tidak mengenal akan keragu-raguan juga syak, akan tetapi fikirannya sangatlah kuat, dalam hal bertawakkal kepada Allah SWT. juga kuat.

Telah dikatakan oleh Ibrahim Ai-Masatsani bahwa : "Balaslah lobamu dengan Qana'ah sebagaimana engkau membalas musuhmu itu dengan Qishash (hukum potong atau bunuh). Sedangkan yang dikatakan oleh Dzun Nun Al-Misri adalah : 

"Barangsiapa yang telah menerima ketenangan dari hasil pekerjaannya, maka sesungguhnya dia telah memberikan suatu kenikmatan kepada semua orang". "Barangsiapa yang telah menjual loba dengan Qana'ah, maka dia akan memperoleh kemuliaan dan juga harga diri" situlah yang telah dikatakan oleh Muhammad Ai-Kattani. 

Di samping itu juga sebagian dari para Ulama' mengatakan bahwa barangsiapa yang kedua matanya memandang kekayaan orang lain, maka dia akan selalu berduka cita. Oleh karena itu telah berkata para Ulama' sebagai berikut : 

Sebaik-baiknya pemuda adalah orang-orang yang tidak memperoleh apa-apa dari hari ke hari, Dia adalah orang yang kaya karena memperoleh kemuliaan dan kelaparan. Firman Allah SWT. yang menerangkan tentang Qana'ah di dunia adalah berdasarkan pada surat Al-Infithar ayat 13, yang artinya adalah sebagai berikut: 

"Sesungguhnya orang-orang yang baik berada di surga Na'im". (QS. Al-Infithar : 13). 

Sedangkan ayat 14 itu menerangkan orang loba di dunia, yang mana artinya adalah sebagai berikut : "Sesungguhnya orang-orang yang jahat berada di neraka jahim". 

Menurut satu pendapat yang dimaksud dengan surat Al- Balad ayat 12-13 itu adalah tentang memerdekakan budak dari rendahnya loba, dan menurut sebagian yang lain surat Al- Ahzab ayat 33 adalah menerangkan tentang kikir dan loba. 

Dan dalil-dalil yang menunjukkan tentang Qana'ah itu adalah : 

(a). Terdapat di dalam surat Hud ayat 6 : 

Artinya: "Tiada sesuatu yang melata di bumi, melainkan di tangan Allah rizqinya". 104 Samudera Ma'rifat 

(b). Hadits Riwayat Bukhari Muslim: 

Artinya: "Dari Abu Hurairah ra berkata, Nabi saw. bersabda : Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati". (HR. Bukhari - Muslim). 

Untuk itu supaya kita menang, dapat jaya di dalam dunia dan akhirat, maka berjalanlah dalam daratan bumi, makanlah rizki yang telah dianugerahkan. Dan Manusia itu tidak akan berhasil, hanyalah dari usahanya, dan kelak segala usaha itu akan diperlihatkan.