Hak Muslim atas Muslim Lainnya

Wahai hamba-hamba Allah, di antara masalah-masalah yang ingin saya ingatkan, yang termasuk masalah penting yang patut untuk ditunjukkan adalah hak Muslim atas Muslim yang lain. 

Suatu ketika Rasulullah memandang ke Kahah seraya berkata, "Tiada Tuhan selain Allah. Alangkah bagusnya engkau, alangkah wangi aromamu, alangkah agung kehormatanmu. Tetapi seorang Mukmin lebih agung lagi kehormatannya dibandingkan engkau. Sesungguhnya Allah menjadikanmu sebagai haram (terhormat) dan Ia mengharamkan dari seorang Mukmin hartanya, darahnya, dan kehormatannya dengan menyangka yang buruk.( Di-takhrij-kan oleh ath-Thabarani dalam al-Awsath. Lihat Jami’ al-Ahadits wa al-Marasil (nomor 24913)" 

Seorang Muslim darahnya haram, hartanya haram, dan kehormatannya haram. Seorang Muslim lebih suci dari air hujan. Seorang Muslim lebih Allah cintai daripada tempat mana pun di bumi ini. Setiap Muslim dibela oleh Allah SWT. 

Di dalam Al-Qur'an ditegaskan, "Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat." (QS. al-Hajj: 38) 

Maka bila seorang Muslim dilanggar dalam haknya maka Allah akan membelanya. 

Hak seorang Muslim adalah apabila ia sakit maka jenguklah, apabila ia meninggal dunia, iringilah jenazahnya; apabila ia berbangkis, doakanlah, apabila ia meminta nasihat kepadamu, berilah ia nasihat; dan apabila ia menginginkan kebaikan darimu maka berikanlah kepadanya pada berbagai hak. 

Terdapat pula sebuah hadits shahih bahwa beliau mengatakan, "Pada hari kiamat Allah berkata ketika Ia sedang menghisab seorang hamba, 'Wahai anak Adam, aku sakit tetapi engkau tidak menjengukku." Orang itu menjawab, "Bagaimana aku akan menjengukku, sedangkan Engkau adalah Tuhan sekalian alam?" Allah berkata lagi, "Wahai anak Adam. Tidakkah engkau mengetahui bahwa hamba-Ku fulan bin fulan sakit tetapi engkau tidak menjenguknya. Tidakkah engkau mengetahui bahwa seandainya engkau menjenguknya niscaya engkau akan mendapati hal itu (ganjarannya) di sisi-Ku. Wahai anak Adam, Aku lapar tetapi engkau tidak memberiku makan." Orang itu menjawab, "Bagaimana aku memberikan makan kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan sekalian alam?" 

Allah lalu berkata lagi, "Tidakkah engkau mengetahui bahwa hamba-Ku fulan bin fulan kelaparan tetapi engkau tidak memberinya makan. Tidakkah engkau tahu bahwa seandainya engkau memberikan makan kepadanya niscaya engkau akan mendapatinya hal itu di sisi-Ku.( Di-takhrij-kan oleh Muslim (nomor 6508).)" Jadi, ganjaran itu adalah sesuai dengan perbuatannya.