Membangun Independensi

Nabi bersabda:

 وَلاَ تَسْأَلُوا النَّاسَ شَيْئًا ٠٠٠ 

 "Janganlah kau meminta sesuatu apa pun kepada orang lain." 

Ini adalah rukun hai'ah (sumpah setia) terakhir. Benarlah seorang ahli hikmah yang mengatakan:

 اسْتَغْنِ عَمَّا فِيْ أَيْدِي النَّاسِ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ٠ 

"Merasa cukuplah kamu dari apa yang dimiliki orang lain, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya." 

Jiwa kemuliaan, jiwa keagungan, jiwa ketinggian, jiwa kewibawaan, adalah sekian di antara sifat-sifat seorang muslim sejati. 

Namun siapa saja menyangka menyelesaikan pekerjaan sendiri dalam masalah- masalah pribadinya, baik bersifat khusus maupun umum adalah sesuatu aib, dengan dalih ia bisa mempekerjakan orang, yang demikian termasuk kebodohan atau tipudaya iblis. 

Ada kisah keteladanan dalam sikap independensi ini: 

Pernah suatu hari Nabi saw berada di pasar membeli kebutuhan dan keperluan rumah tangganya, lantas beliau pikul sendirian. Maka salah seorang sahabat yang mengantarkan beliau merasa iba dan ingin memikulkan barang-barang Nabi ini. Nabi saw hanya menjawab rileks:

 صَاحِبُ الْحَاجَةِ أَحَقُّ بِحَمْلِهَا٠ 

"Tidak usah, orang yang membutuhkan lebih berhak untuk membawanya." 

Beginilah wahai pemuda pemudi..., kalian bisa belajar sejarah yang dengannya kalian bisa mengatur kembali kehidupan kalian, meninggikan kemuliaan dan wibawa.