Selayang Pandang Untuk Suami

Saudaraku para suami. Marilah sesaat menoleh ke belakang setelah anda menjadi seorang pembina keluarga dan berada pada fase yang baru dalam hidup anda. Anda harus memperhatikan masa depan, mampu memegang amanat dan tanggung jawab anda pada isteri. Anda kemarin sendiri, sekarang telah ada orang yang menyertai anda. Jika dahulu anda berpikir untuk diri sendiri, sekarang tidak lagi. Setelah akad nikah dan sampai berakhir malam pesta pernikahan bersama isteri anda, maka telah datang angan-angan yang menggiurkan. Oleh karena itu masa-masa ini adalah masa transisi yang harus diperhatikan karena banyak dilalaikan oleh orang. 

Ketahuilah wahai saudaraku para suami, sejak akad nikah seorang wanita telah menjadi isteri anda dan berada pada pengawasan anda. Anda harus melihatnya, mengajak bicara padanya dan berhubungan seksual dengannya. Ini adalah hal-hal yang tidak boleh anda lupakan meskipun sebagian orang khususnya pada masa-masa sekarang yang dikatakan masa peradaban modern kurang menerima. 

Saudaraku para suami, banyak pemuda di masa pernikahannya melihat bahwa hari-hari pertunangan dan sebelum seorang wanita menjadi isterinya adalah masa-masa yang indah. Kesenangan dan angan-angan melayang di angkasa berupa perasaan, cinta kasih dan mimpi-mimpi bahagia. Selama masa ini lama atau tidak ia sibuk dengan cinta yang merupakan realitas penting dalam kehidupannya. Ia membuang jauh hal lainnya dalam rangka memenuhi keinginannya merasakan kekasihnya, bermesraan dengannya dengan ungkapan yang indah, kata-kata yang manis, pembicaran yang lembut, mimpi-mimpi masa depan bahkan ia melihat dirinya seperti seekor burung yang terbebas dari sangkarnya serta tiba-tiba keluar menuju angkasa. Hal-hal tersebut dibolehkan menurut syari'at apabila terlepas dari kemungkaran. Tetapi tidak setiap sesuatu yang mubah dapat dilakukan begitu saja tanpa batas-batas dan petunjuk-petunjuk. 

Saudaraku, hal-hal buruk yang dilakukan oleh banyak orang di masa-masa sekarang ini dapat anda jadikan pelajaran agar anda dapat mawas diri dan dapat mencapai kebahagiaan yang anda impikan. Di sini aku sebutkan secara singkat keburukan-keburukan itu: 
  • Menyia-nyiakan waktu dengan duduk-duduk dengannya serta menghabiskan waktu malam dengan berlebihan atau melalui telepon. Akibat dari ini adalah tertinggalnya hal-hal bermanfaat yang seharusnya bisa dilakukan.
  • Berlebihan dan termasuk menyia-nyiakan harta ketika melakukan pendekatan padanya atau membelikan sesuatu yang melebihi kebutuhan agar mendapatkan pujian. Bahkan barangkali anda akan terbebani oleh hutang sejak permulaan sampai kepadanya tagihan telepon yang membengkak. 
  • Tidak memahami tanggung jawab dan tidak melaksanakan hak-hak individu, orang tua, dan silaturrahmi. Bukan waktunya lagi: "Sesuatu yang sudah digunakan, jangan digunakan lagi." Yang lebih sadis dari itu adalah meninggalkan berdakwah kepada Allah SWT dan ini yang aku maksudkan dengan ungkapan mereka: "Pernikahan adalah kuburan bagi para dai." 
  • Banyak berpikir dan hal-hal yang menyertainya berupa angan-angan dan meremehkan banyak hal di dalam kehidupan. Apalagi dalam hal pendidikan dan berkomunikasi pada masyarakat. Barangkali hal ini diikuti oleh lemahnya pondasi. Banyak terjadi penyakit kejiwaan, syaraf, dan anggota tubuh tertentu khususnya apabila hari-harinya tidak pernah berbenturan dengan orang lain atau problematika keluarga. Realitas menjadi saksi bagi hal tersebut. 
  • Hilangnya kesopanan dan kharisma atau sedikit dari keduanya melalui kenikmatan ini dan jatuh pada kesulilan, kesalahan dan kebohongan. Yang pertama akibat dari pandangan masyarakat dan pembicaraan mereka serta jatuhnya peran mereka apalagi orang-orang bodoh dan orang-orang yang selalu membicarakan keburukan orang lain. 
  • Sebagian pemuda tidak sadar bahwa banyak berkunjung pada seorang wanita di rumahnya serta terus berhubungan melalui pesawat telepon serta pada waktu-waktu tidak tepat akan membuat kesal keluarganya baik dirasakan atau tidak. Akan nampak cacat rumah dan rahasianya dengan keseringan datang. 
  • Calon pengantin pria tidak "melihat" calon isterinya. Hal tersebut akan menimbulkan problematika pribadi pada diri seorang laki-laki dan akan mengakhiri hubungan dengan isterinya. Setan selalu menggoda mereka dan kadang terjadi hal-hal yang tidak layak setelahnya berupa pemukulan atau pembunuhan atau hal lainnya. Ditambah lagi adanya orang-orang yang fanatik terhadap tradisi yaitu mereka yang beranggapan bahwa melihat seorang wanita sampai meskipun setelah menikah adalah aib apalagi melihatnya sebelum akad nikah, bahkan mereka mengangggap mencoreng nama suku. 
  • Hilangnya kenikmatan malam pertama, pesta pernikahan dan hilangnya kharisma seorang wanita. Hal tersebut akibat berulang kali bertemu dan ngobrol. Sebagian orang berkata: Kebaikan dari datangnya laki-laki untuk melihat seorang wanita dan mengajak berbicara adalah hilangnya ketakutan di malam pertama bagi mereka nantinya. Dijawab: Hal ini terkadang benar tetapi perlu diketahui bahwa berulang-ulang melihat seorang wanita serta sering mengajak bicara sebelum malam pengantin telah menghilangkan hal-hal sunnah di malam ini berupa meletakkan tangan di kedua dahinya, membacakan doa-doa serta shalat bersama. Sebagian suami melakukan hal- hal sunnah ini meskipun secara malu-malu. Mereka melakukan dzikir dan shalat sampai hilang masa lajang keduanya. Adapun apabila mereka sering bertemu sebelum malam pengantin ini, maka telah hilang hal-hal sunnah semacam ini pada mereka. 
  • Setan adalah musuh manusia. Ia tidak ingin terjadi keharmonisan antara suami-isteri. Ia selalu membuka pintu pertengkaran. 
Karena itu kita harus memulai kehidupan dengan serius dan harus menyelesaikan hal-hal yang menghalangi diantara kita dan kebahagiaan serta menutup seluruh pintu yang menghantarkan pada keburukan. 

Dengan mempermudah pernikahan, maka akan merata keberkahan. Apabila seorang laki-laki melamar sementara ia seorang yang memiliki hutang tetapi berakhlak mulia, tak ada salahnya kita menerimanya. Lakukan akad nikah tanpa biaya yang besar yang menyulitkan lalu adakan pesta secara langsung. Jangan melihat untuk menyelesaikan studi atau mahar yang banyak nafkah atau pesta lamaran dan pesta yang lain untuk pernikahan. Hendaklah tuntunan kita adalah para ulama salaf. Mereka mengambil menantu untuk anak mereka cukup seorang laki-laki yang kufu'. 

Satu hal yang penting bagi anda, wahai saudaraku para suami adalah membaca buku-buku yang bermanfaat, mendengarkan kaset-kaset yang bergaung seputar masalah pernikahan. Cobalah mencari biografi Rasulullah yang merujuk tentang pernikahan. Tidak ada yang melarang untuk bertanya pada orang yang tahu seputar malam pengantin agar anda mendapatkan pengetahuan tentang yang berhubungan dengan hal ini.