Penanggulangan Sementara pada Penyimpangan Seksual

Untuk menangani masalah penyimpangan seksual hanya untuk sementara saja adalah dengan cara sebagai berikut :

Cara pertama adalah puasa, "Barang siapa yang belum mampu maka hendaknyalah berpuasa, karena puasa bisa menjadi benteng bagi dirinya (dapat menundukkan syahwat)." Memang, di puasa ini terdapat pengaturan kekuatan keinginan yang menjadikan pemuda berada di dalam kendali instingnya yang liar. Selain itu, di dalam puasa terdapat pendidikan jiwa akan adanya pengawasan Allah Azza wa Jalla. Dan pengawasan ini, apabila telah berakar di dalam jiwa, maka dia akan menjadi penjaga yang luhur di dalam jiwa manusia. Dengan demikian dia tidak akan mendatangi perbuatan-perbuatan kecuali perbuatan yang diridhai oleh Allah Azza wa Jalla.

Dari sanalah kita dapat memahami bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barang siapa yang berbuka puasa pada salah satu hari pada bulan Ramadhan tanpa ada rukhsah maka Allah memberikan keringaan baginya. Dia tidak diharuskan mengganti puasanya sepanjang masa, akan tetapi hanya sebanyak puasanya yang ditinggalkan saja." (Hadits riwayat Abu Dawud, lbnu Majah dan At-Turmudzi)

Mengapa?

Karena orang yang seperti ini jatuh dalam ujian keinginan, dan dia juga diuji dengan kekalahan dan kegagalan di dalam menghadapi instingnya.

Kita semua menginginkan agar para pemuda tidak memahami arahan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap mereka untuk berpuasa bahwa wajib bagi para pemuda utuk mengganti hari-hari puasa yang ditinggalkannya secara keseluruhan sampai dia menikah. Bukan itu maksudnya. Karena, kalau hal itu dilakukan dapat menahan para pemuda untuk berusaha dan berkreasi atau berproduksi dan pencarian ilmiah. Akan tetapi di sana ada waktu-waktu tertentu untuk melakukan puasa. Setiap kali seorang pemuda itu merasakan dorongan insting yang kuat, maka hendaknya berpuasa walaupun hanya satu hari. Dan puasa ini adalah puasa sunnah dan puasa yang tujuannya untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. 

Dan berikut ini adalah petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai panutan yang baik:

Dari Abdulah bin 'Umar, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sungguh saya telah menerima kabar bahwa engkau melakukan shalat malam dan berpuasa pada siang hari." Dia berkata, "Saya menjawab, "Benar wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Berpuasalah, dan berbukalah, shalat dan tidurlah. Sesunguhnya di dalam tubuhmu memiliki hak, bagi istrimu juga ada hak, bagi tamumu ada hak. Dan sesungguhnya di dalam tubuhmu memiliki hak, bagi tamumu ada hak. Dan sesungguhnya di dalam perhitunganmu kamu harus berpuasa selama tiga hari di dalam sebulan.” Maka saya menganjurkan dengan sangat kepadamu sebagaimana saya mcnganjurkan. kepada diriku sendin. Dia bertanya, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki kekuatan lebih." Maka Rasulullah bersabda, "Berpuasalah setiap minggu tiga hari" maka saya menganjurkan kepadamu sebagaimana saya menganjurkan kepada diriku sendiri. Dia berkata, maka saya berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki kekuatan lebih." Maka Rasulullah bersabda, "Berpuasalah seperti puasanya Nabi Dawud 'alaihissalaam? Kemudian dia besabda lagi, "Sesungguhnya Nabi Dawud berpuasa sehari dan berbuka sehari." (Hadits riwayat Ahmad)

Cara yang kedua adalah melakukan shalat. Mendirikan shalat di dalam waktu-waktunya tertentu dapat menjadikan dirimu selalu bcrhubungan dengan Allah. Sesunguhnya shalat menjadi pengaman ketenangan dan mecegah dari kejahatan dan kemungkaran. Kesimpulannya, sesunguhnya mengahadap Allah Azza wa Jalla dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan penuh ketaatan dapat menjauhkan kamu dari bisikan syaithan.

Posting Komentar untuk "Penanggulangan Sementara pada Penyimpangan Seksual "