Pengetahuan, Panutan, Suri Tauladan Gerakan Agama Islam

Berikut ini adalah pengetahuan, panutan dan suri tauladan sebagai contoh hidup yang menunjukkan semangat dan kedamaian gerakan-gerakan agama Islam ini.

Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berjalan selalu bergoyang, seakan-akan ia sedang menuruni dataran tanah yang landai. Dan sesekali dia berkata bahwa Rasulullah apabila berjalan seperti sedang menuruni dataran yang tinggi.

Ibnu Qayyim mengomentari hal itu dengan berkata, saya berkata bahwa taqallu' adalah dataran tanah yang tinggi. Hal itu diumpamakan seperti keadaan orang yang turun dari tanah landai. Dan jalan semacam itu adalah jalannya orang-orang yang sabar dan orang yang semangat serta pemberani. Jalan seperti itu adalah jalan yang sedang dan menyenangkan anggota tubuh. Sedangkan cara jalan yang harus dihindari adalah cara jalannya orang yang ceroboh, hina dan malas. Adapun orang yang malas ketika berjalan, dia akan berjalan selangkah demi selangkah seperti sepotong kayu yang dipikul. Jalan seperti itu seperti jalannya unta yang jelek. Adapun berjalan dengan rasa cemas dan gemetar itu seperti jalannya unta yang ceroboh. Jalan seperti itu adalah cara berjalan yang tercela juga. Yaitu jalan yang menunjukkan adanya kelemahan akal yang memilikinya. Terutama apabila dia berjalan dengan banyak menoleh keadaan sekitarnya, ke kanan dan ke kiri. Adapun orang yang berjalan dengan lemah lembut adalah jalannya hamba-hamba Allah yang di cirikan di dalam Kitab Allah. 

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

''Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati. " (Qs. A1 Furqaan (25): 63)

Salah seorang salaf berkata, "Cara berjalan yang penuh dengan ketenangan, penuh wibawa, tidak sombong dan tidak malas itu adalah cara jalannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dengan begitu, seakan-akan beliau sedang berjalan turun dari tanah yang landai. Seolah-olah, bumi itulah yang melintasinya, sehingga orang yang berjalan seperti itu dirinya akan merasa susah, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam acuh tak acuh.

Dan apabila kita renungkan sifat-sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari segi fisik, maka kita akan menemukan pertama kali bahwa tubuh Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam itu seperti tubuh seorang olah ragawan dengan ukuran-ukuran yang berlaku di setiap masa.

Al Qadhi 'Iyaadh di dalam kitabnya "Asy-Syifaa" berkata, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki dada yang bidang dan bahu yang besar. Tulang-tulangnya besar, lengan atasnya gemuk, tangannya kekar dan tumitnya kokoh. Telapak tangan dan telapak kakinya lebar, jari-jari tangan dan kakinya sempurna, berdirinya tegap (sedang), tidak tinggi dan tidak pendek. Dengan demikian, dia tidak pernah berjalan bersama orang tinggi kecuali dia melebihinya.

Bahkan kita dapat mengatakan kepadanya bahwa dia adalah seorang olah ragawan pertama di zamannya dan mungkin di setiap zaman. Rukanah bin Yazid adalah salah seorang pegulat yang paling kuat di kota jazirah Arab. Pada waktu itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengalahkannya di hadapan sebagian rakyat Makkah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Rukanah, "Wahai Rukanah, tidakkah kamu bertakwa kepada Allah dan menerima apa yang saya serukan kepadamu untuk beriman kepadaNya?" Rukanah menjawab, "Sesungguhnya, kalau seandainya saya mengetahui bahwa yang kamu katakan adalah benar pastilah aku megikutimu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya, "Apakah pendapatmu apabila aku menantang kamu bergulat, apakah kamu mengetahui tentang apa yang aku katakan itu adalah benar?" Rukanah menjawab, "Ya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Berdirilah sampai aku bergulat denganmu." Maka rukanah berdiri dan bergulat dengannya. Dan ketika Rasulullah menyerangnya dan dapat membaringkannya, sehingga dia tidak dapat menguasai dirinya sendiri, kemudian Rukanah berkata, "Ulangi ya Muhammad." Maka dia bergulat lagi. Dalam riwayat lain dikatakan, "Rasulullah berkata: "Domba lawan domba." kemudian Nabi bergulat lagi, dan ia berkata, "Berjanjilah dengan saya untuk lain kali lagi." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bergulat lagi. Dan ia berkata, "Berjanjilah dengan saya untuk lain kali lagi" Lantas Nabi bergulat untuk ketiga kalinya. Kemudian laki-laki itu berkata, "Apa yang harus saya katakan kepada keluargaku?" Nabi menjawab, "Katakanlah, domba telah dimakan oleh srigala, dan larilah domba.” Orang itu berkata lagi, kemudian apa pula yang aku katakan untuk yang ketiga? Nabi menjawab, kami tidak dapat mengalahkanmu untuk bergulat, karena itu ambillah hadiahmu." (Hadits riwayat Abu Dawud)

Selain Rukanah, ada juga orang lain yang bergulat dengan Nabi seperti Abu Al Aswadul Jamhi. Dia bersenang-senang dengan kekuatan fisiknya yang besar. Karena badannya tinggi dan kuat, dia berdiri di hadapan seekor sapi, dan dia menarik rambut buntutnya sepuluh helai dan mencabutnya dari bawah telapak kakinya. Maka terkelupaslah kulit sapi itu dan dia tidak merasa gentar sama sekali. Melihat tindakan dia, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengundangnya untuk bergulat dengannya. Dan dia menjawab, "Jika kamu bergulat dengan saya dan saya kalah maka saya mempercayaimu." Maka Rasulullah bertarung dengannya dan dapat mengalahkannya, akan tetapi dia tetap tidak mau beriman juga!"

Sportifitas ini telah menurun kepada murid-murid Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu para sahabat. Dan salah seorang sahabat yang memiliki kemiripan dan bahkan sama persis dalam kekuatan fisik dan kekokohan tubuhnya adalah 'Ali bin Abi Thalib. Al "Aqaad berkata tentang dirinya, "Cerita-cerita itu menunjukkan tentang dirinya scbagaimana sifat-sifatnya menunjukkan akan kekuatan fisiknya yang dasyat, baik dalam kondisi tenang maupun kekerasan terhadap lawan-lawan dan penyakit-penyakit. Rupanya, beliau pernah mengangkat kampak dengan tangannya dan kemudian menggemburkan tanah yang keras dengan kapak itu tanpa susah dan tanpa cangkul. Dan dia memegang dengan lengan seorang laki-laki yang seakan-akan dia mendekap dirinya sendiri sampai dia tidak dapat bernafas.

Dan yang terkenal dari dirinya adalah bahwa dia tidak pernah bergulat dengan seseorang kecuali dia mengalahkannya, dan dia tidak pernah berperang dengan seseorang kecuali dia akan membunuhnya. Dan terkadang batu yang besar itu bergetar melihat hatinya yang cemerlang. Terkadang dia berteriak dengan suatu teriakan yang keras, sehingga membuat hati para pemberani menjadi bercerai-berai.

Asy-Syifaa' bin Abdillah pernah melihat kepada beberapa pemudi yang berjalan dengan malas, kemudian dia berkata dengan penuh keheranan, Bagaimana mereka ini? Maka dikatakan kepadanya, "Apakah kamu telah lupa."

Maka dia menjawab,"Umar, apabila berjalan itu lebih cepat, apabila berbicara lebih terdengar dan apabila memukul menyakitkan."

Dengan demikian, kekuatan fisik dan kekuatan iman adalah dua sisi yang terdapat dalam mata uang yang satu, yaitu Islam. Kekhusyu'an itu di dalam had dan bukan di dalam kepala-kepala. Sebagaimana 'Umar radhiyallaahu anhu berkata, Wahai para pemuda, Islam memanggilmu untuk menguasai sebab-sebab yang memunculkan kekuatan; kekuatan fisik dan kekuatan jiwa. Sebab, seorang mukmin yag kuat itu lebih baik daripada orang mukmin yang lemah.

Kita dengan nama Islam menyeru kepada pemerintahan muslimah untuk menjadikan pendidikan kemiliteran Islam sebagai materi wajib di dalam sekolah-sekolah dan universitas-universitasnya. Sebab, dengan kegiatan itu dapat mendayagunakan kemampuan para pemuda, menumbuhkan semangat kepahlawanan di dalam dirinya dan mendidik akhlak kejantanan mereka di dunia yang tidak mau mendengarkan kecuali kepada ucapan yang kuat.

Dan setiap bangsa akan kehilangan haknya secara sia-sia
Apabila dia tidak mengokohkan haknya dengan pelindung yang kuat.

Posting Komentar untuk "Pengetahuan, Panutan, Suri Tauladan Gerakan Agama Islam"