Mengimani Sifat Jaiz Allah SWT

Iman kepada Sifat jaiz Allah dapat ditunjukkan oleh seorang muslim dalam sikap dan perilaku yang terpuji. Sifat Jaiz Allah adalah merupakan sifat-sifat yang boleh ada dan boleh juga tidak ada pada Allah SWT. Sifat jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu bahwa Allah SWT itu boleh melakukan segala sesuatu yang mungkin atau pun tidak mungkin melakukannya. Yang berarti bahwa Allah berkehendak melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Orang yang beriman terhadap sifat jaiz Allah SWT., akan tampak dari sikap perilaku sehari-harinya. Sikap perbuatannya selalu terarah dan terbimbing oleh keimanannya, sehingga tampak selalu terpuji dan mulia. Sikap perilaku mereka dapat dibedakan dari orang-orang yang tidak beriman, karena mereka memiliki ciri-ciri akhlak terpuji. Di antara ciri-cirinya ialah sebagai berikut :

Berbaik sangka kepada Allah SWT.

Kebebasan Allah SWT. dalam berbuat dan berkehendak merupakan suatu kenyataan yang harus diterima oleh seorang yang beriman. Namun apa pun yang diperbuat Allah, niscaya mengandung kebaikan bagi umat-Nya. Tidak mungkin Allah menciptakan atau melakukan sesuatu yang tidak mengandung kebaikan bagi makhluk-Nya. Sebab hal itu bertentangan dengan sifat-sifat ketuhanannya.

Sikap yang demikian itu, merupakan sikap baik sangka (husnuzan) terhadap Allah SWT. yang didasarkan pada keimanan. Jadi apa pun yang menimpa diri seorang beriman, dapat diterimanya dengan hati yang lapang, ikhlas, syukur, dan selalu mawas diri. Orang yang selalu berbaik sangka kepada Allah, hidupnya akan tenang, jiwanya lapang, dan hatinya riang. Semua pemberian Allah SWT. diterimanya dengan penuh syukur dan sabar.

Berserah diri kepada Allah

Percaya dan yakin bahwa Allah SWT. memiliki kebebasan berkehendak dan berbuat, dapat membentuk sikap jiwa orang yang beriman selalu berserah diri kepada Allah. Sikap berserah diri kepada Allah merupakan sikap terpuji yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Sebab, apapun yang menjadi harapan dan atau telah diperbuat oleh manusia, hanya akan sia-sia manakala Allah tidak menghendakinya. Artinya, usaha dan perbuatan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan tidak menjamin tercapainya harapan tersebut, jika Allah tidak menghendakinya.

Oleh sebab itu, sikap yang paling terpuji ialah berserah diri atau bertawakal kepada-Nya, manakala segala usaha dan daya telah dilakukan. Sebab Allah SWT. hanya akan berbuat dan memberikan sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.

Selalu bekerja keras

Bekerja keras artinya, melakukan setiap pekerjaan dengan sungguh-sungguh, tanpa mengenal putus asa, dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Orang yang beriman menyadari sepenuhnya bahwa Allah SWT. memiliki kebebasan dalam menentukan kehendak dan keinginannya, baik dalam menciptakan sesuatu maupun dalam memberikan sesuatu kepada umat-Nya. Oleh sebab itu, tidak baik berpangku tangan, bermalas-malasan dan bermanja-manjaan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, melainkan harus bekerja keras, banting tulang, peras tenaga sesuai dengan kemampuan yang ada. Jadi, apa pun yang diberikan Allah SWT. terhadap dirinya, tidak menjadi penyesalan dikemudian hari.

Allah SWT. memang memiliki kebebasan dalam berkehendak dan berbuat, tapi Dia juga Maha Melihat dan Maha Mengetahui atas kerja keras umat-Nya. Sehingga Dia dapat membedakan mana di antara umat-Nya yang rajin dan mau bekerja keras, dan mana pula yang pemalas. Dengan demikian, bagi orang yang beriman, semakin bebas Allah berkehendak, akan semakin bertambah semangatnya untuk terus bekerja keras.

Berjiwa besar

Orang yang beriman kepada sifat jaiz Allah SWT. akan memiliki sikap jiwa besar. Pikirannya tidak sempit dan wawasannya luas, sehingga tidak mencari kambing hitam dalam kesulitan, dan tidak berbangga diri ketika menerima kesenangan. Sikap jiwa besar merupakan sikap terpuji, dan harus dimiliki oleh setiap muslim.

Orang yang berjiwa besar, mudah memaafkan kesalahan orang lain, mudah menerima kenyataan apa pun yang menimpanya. Sikap jiwa besar akan membuat seseorang menjadi bijak dan lapang dada dalam menerima segala pemberian Tuhan, meskipun dalam bentuk kesusahan dan kesulitan. Sebaliknya, orang yang berjiwa kerdil dan berwawasan dangkal sukar memaafkan orang lain dan tidak mau menerima kenyataan hidup. Bagi orang yang beriman, sikap jiwa besar ini terus terpupuk seiring dengan semakin kuatnya iman yang dimilikinya.

Posting Komentar untuk "Mengimani Sifat Jaiz Allah SWT"